AWAL MULA MENGENAL MANUSKRIP (CATATAN PERJALANAN)
Manuskrip adalah salah satu peninggalan sejarah yang sudah mulai hampir dilupakan, namun keberadaannya masih ada. Akan tetapi pada umumnya orang-orang tidak mengetahui betapa pentingnya isi dari manuskrip itu. Manuskrip itu bisa berisi tentang sejarah suatu daerah, adat istiadat, pengobatan tradisional dan lain sebagainya. Perjalanan saya ini bermula ketika ada tugas dari kelas Filologi yang menyuruh mengunjungi salah satu tempat yang memiliki manuskrip. Dan dosennya pun memberi rekomendasi tempat yang ada manuskripnya, salah satunya di Surau Paseban yang ada di padang. Dosen Filologi tersebut hanya menyuruh berfoto pada salah satu tonggak dari surau itu bukti dari perjalanan mengunjungi surau itu. Hal tersebut sangat lucu sekali bagi saya, karena bentuk tugas itu hanya berfoto dengan tonggak surau. Namun saya dan teman-teman berhasil mengetahui sedikit informasi dari Surau Paseban itu.
Pada hari sabtu saya pergi ke surau itu dengan beberapa orang teman saya menggunakan Maxim. Kenapa kami menggunakan Maxim? Karena beberapa orang dari kami tidak mempunyai motor dan kami juga tidak tahu juga jalan menuju Surau Paseban itu. Tepat pada pukul setengah tiga kami sampai di surau itu. Awalnya kami berhenti di sebuah surau yang terbuat dari papan dan sepertinya bangunan yang sudah tua sekali. Tetapi kami merasa ragu karena melihat bentuk dan kondisi tempat tersebut tidak ada orang atau pengurus tempat tersebut. Ternyata benar itu bukan Surau Paseban, malahan Surau Paseban itu berada di depannya lagi hanya berjarak sekitar 40 meter. Saya dan teman-teman tertawa kecil lantaran malu sama sopir Maximnya. Setelah sampai di tempat tujuan, kami sangat terkejut sekali karena bangunan dari surau itu sangat indah sekali dan di depannya ada kolam ikan yang kata penjaga surau itu, ikan yang ada di dalam kolam itu telah ada sejak surau itu pertama kali didirikan. Ternyata di surau paseban kami bertemu dengan mahasiswa dari Universtias lain yang sedang melakukan KKN.
Setelah bertemu dengan penjaga surau tersebut, kami diizinkan untuk melihat dan meraba bentuk dari manuskrip tersebut. Sebelum membuka lembaran manuskripnya kami di suruh membaca Alfatihah dahulu sebagai pengantar doa untuk orang yang menulis manuskrip tersebut. Setelah selesai berbincang dengan penjaga surau tersebut kami meminta izin untuk berfoto di depan surau tersebut dan bapaknya mengizinkan. Dan beberapa orang teman saya berfoto di depan surau tersebut karena pemandangannya sangat indah sekali yaitu persawahan dan pegunungan. Setelah beberapa jam berada di sana akhirnya kami pulang menggunakan Maxim lagi. Di dalam perjalanan pulang kami mengobrol dengan sopir maximnya juga asik kalau diajak bercerita. Kami bercerita tentang bahasa daerah yang ada di padang. Karena cuaca yang sedang hujan, akhirnya kami memutuskan untuk mencari makanan di pasar baru.
Setelah selesai makan saya dan teman-teman memutuskan untuk kembali ke kost masing-masing karena kebetulan langit sudah mulai gelap dan waktu maghrib akan segera tiba.
Komentar
Posting Komentar